Senin, 03 Februari 2014

Setelah 20 Tahun, Bisakah Menambah tinggi?

Tinggi badan menjadi salah satu ukuran kesempurnaan manusia. Dengan berpostur tinggi semampai, biasanya tingkat kepercayaan diri juga semakin  besar. Terlebih untuk setiap pria yang diharuskan memiliki postur badan lebih tinggi dari wanita.

Memang jika membicarakan ukuran tinggi pria, hal ini menjadi bahasan yang cukup sensitif. Karena tuntutan di masyarakat pria ideal harus memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap. Mendapatkan tinggi badan yang idela tentu akan sulit jika tidak memiliki keturunan yang juga berpostur tinggi. Selain genetika, faktor yang juga sangat menentukan tinggi badan adalah nutrisi dan aktivitas.

1. Genetika

Seseorang yang memiliki kakek buyut yang tinggi, akan berpeluang memiliki postur semampai meski kedua orang tuanya berbadan pendek. Genetik inilah yang menjelaskan bahwa mengapa ada anak yang tinggi walaupun kedua orang tuanya berbadan pendek. Dalam kondisi ini ada semacam faktor keberuntungan gen. Jadi gen tinggi itu hanya "melangkahi" orangtua si anak, sedangkan si cucu mendapat warisan gen tinggi dari kakeknya.

2. Lempeng "epiphyseal"

Pertumbuhan tinggi sangat dipengaruhi oleh lempeng epiphyseal plate yang merupakan pusat pertumbuhan tinggi badan manusia. Epiphyseal plate terletak disetiap ujung tulang dan sudah ada sejak manusia lahir. Epiphyseal plate akan berhenti bekerja atau mati saat manusia berumur 16 tahun untuk wanita dan umur 18 tahun untuk pria. Maksimal kerja epiphyseal plate berhenti saat usia sudah mencapai 20-21 tahun. Jika lempeng ini menutup, maka pertumbuhan badan pun akan terhenti.

Ternyata gangguan pada bagian tulang  juga berpengaruh terhadap perkembangan tinggi badan seseorang. Gangguan tersebut seperti cidera, trauma akibat kecelakaan,dan penyakit kanker tulang bisa merusak kerja epiphyseal plate. Jadi saat masa pertumbuhan, sebaiknya ekstra menjaga diri dari berbaga hal yang menyebabkan gangguan epiphyseal plate.

Lempeng ini tidak bekerja sendirian. Hormon pertumbuhan dan banyak hormon lain turut menentukan kinerjanya. Untuk menunjang kerja hormon-hormon ini diperlukan gizi yang cukup. Hal ini terbukti bahwa dahulu Bangsa Jepang dikenal pendek atau kate. Namun kini tinggi mereka sama dengan rata-rata orang Indonesia. "Hal itu karena ada perbaikan nutrisi dari generasi ke generasi," sebutnya.

Untuk bertambah ke atas, tubuh memerlukan semua zat dan mineral yang ada dalam makanan. "Makanan empat sehat lima sempurna atau makanan seimbang sudah cukup. Jadi tidak hanya makan yang mengandung kalsium melulu. Nanti tulangnya kuat, tapi bagian lain tubuh kekurangan nutrisi penting," katanya.

3. Merangsang epiphyseal dengan aktivitas

Ternyata kerja epiphyseal bisa dirangsang dengan melakukan kegiatan sehari-hari. Aktivitas yang dapat merangsang lempeng ini misalnya atletik, basket, berenang, dan lompat tali. Namun kegiatan ini harus dilakukan ketika anda berada dalam masa pertumbuhan, jika masa pertumbuhan sudah mendek, tentu aktivitas ini tidak ampuh meninggikan postur anda. 

Jadi ketiga faktor diatas saling terkait satu sama lain. Jika memiliki keturunan yang tinggi namun tidak menjaga nutrisi dan olahraga, bisa saja pertumbuhan badan anda akan terhenti. Namun jika ketiganya beriringan, bisa dipastika tubuh tinggi semampai akan bisa anda dapatkan. Sementara itu ukuran tinggi ideal masyarakat di Indonesia adalah 170 cm atau lebih. Namun untuk ukuran Bangsa Eropa, ukuran ini masih tergolong pendek.

Namun jika Anda ingin juga untuk tinggi setelah umur 20 tahun, Anda dapat mencoba suplemen peninggi badan ZINC dan NHCP untuk membuat tumbuh anda menjadi tinggi. Selamat mencoba

Copyright © 2013 Berita Pilihan Terbaru: Setelah 20 Tahun, Bisakah Menambah tinggi? | www.bookie7.co